saat aku bersedih, tak perlulah ada orang yang tau. cukup diam dan kutuliskan semua curahan yang ada dalam hati. tak penting jaga kuceritakan pada kalian apa yang ada dalam sebuah tulisan itu. aku ingin kalian mengerti tanpa harus melihat dan membaca tulisanku. tak harus ketika sedih, sekalipun hari ini senang, dalam hatiku akan terasa biasa, karna mungkin esok tak segambira hari ini. ketika aku diam dan meluapkan berjuta kata dari dalam hatiku bukan berarti aku membencimu, karna tak ada alasan seseorang untuk membenci yang lain. aku adalah cermain yang rusak, aku tak dapat memantulkan cahaya kebaikan dari dalam diriku kembali kedalam hatiku. aku hanya kesia-siaan yang selalu dipandang sebelah mata. sulit mengartikan hidup. tapi akibat dari lingkungan yang mungkin seperti ini. aku dapat melihat sifat orang dari gelagat bicaranya sekalipun. tapi orang yang memandangku sebelah mata tak pernah ku pandang buta mata hatinya, mungkin dia memiliki penilaian tersendiri kepadaku. kamu tak perlu tau sagala perasaanku. cukup ku simpan saja, dan seandainya kamu tau, itu hanya dari kemampuanmu untuk dapat membaca hatiku. seperti aku yang dapat membaca hatimu, meramal pikiranmu. sekejap dari pandangan dan cara bicara. saat aku senang, aku takkan membawa kalian bersamaku, cukup aku saja yang merasakan kebahagiaan itu. karna ku rasa kalian tak perlu kebahagiaanku. tapi aku selalu ingin ada saat suka dan dukamu. aku ingin mengenalmu lebih dekat dan meberimu perhatian yang cukup sekalipun kamu terang terangan memperlakukanku. lagi-lagi aku diam. diam adalah sebuah sikap yang harus ku pilih untuk mencari jalan tengah atas segala nasib yang tertulis ditanganku. garis tangan tak dapat berdusta, ini bukan karma, tapi mengantar karma. ya mungkin kini akulah si pengantar karma itu. tapi aku tak ingin menjadi adzab atas mereka-mereka yang diciptakan tuhan begitu baik oleh tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar